Meskipun terdengar sedikit asing tapi tidak dapat dipungkiri lagi pura-pura orgasme jelas-jelas memang ada sebagai salah satu masalah dalam kehidupan seksual. Namun selama ini kebanyakan hanya dijadikan sebagai bahan lelucon yang populer di berbagai film dan acara televisi, tetapi sangatlah jarang secara jujur ada orang yang mengakui kalau telah melakukan itu. Para ahli masih memperdebatkan bahwa orgasme palsu masih lebih dari sekedar suatu tindakan berpura-berpura di mana yang berujung dengan satu orang tertipu dan yang lainnya merasa tidak puas.
Siapa Saja Yang Melakukan Ini?
Para wanita-lah yang biasanya dianggap oleh kebanyakan orang, melakukan hal ini. Dan meskipun belum ada penelitian yang membenarkannya, ternyata para pria juga ada yang melakukannya bahkan sudah selama bertahun-tahun! Jadi baik pria maupun wanita sama-sama berkemungkinan melakukan orgasme bohongan ini.
Seberapa Banyak Kejadian Kepura-puraan ini?
Memang sedikit sekali penelitian yang dilakukan untuk mencari seberapa banyak wanita yang pura-pura orgasme dan bahkan belum ada penelitian ilmiah tentang seberapa sering dan berapa pria yang pura-pura orgasme.
Dari beberapa penelitian yang menanyai beberapa koresponden wanita mengenai pura-pura orgasme ini, memberikan hasil yang bervariasi:
- Penelitian pada para pasangan heteroseksual, ditemukan 19% dari para wanitanya melakukan pura-pura orgasme.
- Dalam sebuah survei di Denmark, 68% dari korespondennya mengakui melakukan pura-pura orgasme.
- Di survei populer Shere Hite, didapatkan data 34% wanita sedang melakukan pura-pura orgasme dan 19% mengatakan terbiasa melakukannya.
Mengapa Berpura-pura Orgasme?
Dua alasan umum kenapa para wanita berpura-pura orgasme adalah untuk membuat pasangan laki-lakinya merasa puas dan untuk mengakhiri seks ketika mereka sudah merasa capek. Para wanita itu merasa pasangan laki-lakinya tidak akan merasa puas sebelum mereka memberikan orgasme kepada pasangan wanitanya. Sehingga kalau belum, maka seks tetap akan dilanjutkan sampai akhirnya sang wanita mengalami orgasme, entah itu sebenarnya atau hanya pura-pura.
Para pria juga memberikan alasan “agar cepat berakhir” ketika ditanya kenapa mereka berpura-pura orgasme, seperti juga penjelasan tentang harapan mereka. Selama ini kita selalu mempercayai anggapan bahwa pria selalu bisa mendapatkan orgasmenya, kapan saja mereka mau. Walau sebenarnya ini salah, terkadang mereka akan berpura-pura.
Semua di atas adalah beberapa alasan mengapa orang berpura-pura orgasme. Tetapi jadi suatu pertanyaan yang penting mengapa orang lebih memilih berpura-pura orgasme dibanding membicarakannya dengan pasangan mereka. Kenapa tidak dengan meminta sesuatu yang lain atau cukup dengan sederhana berkata “Saya lelah, saya ingin berhenti berhubungan seks sekarang?” Tidak pernah ada jawaban mudah untuk pertanyaan itu, tapi setuju atau tidak, berpura-pura orgasme adalah suatu bentuk kebohongan pada pasangan dan jika kesehatan seksual adalah tujuan utama Anda, berbohong tentang seks termasuk hal yang sangat penting untuk ditanggulangi.
Apakah mungkin orgasme palsu ini dapat diketahui?
Banyak orang berpikir kalau mereka dapat mengetahui kalau pasangan mereka sedang berpura-pura orgasme, tapi hasil penelitian mengatakan yang sebaliknya. Dalam suatu penelitian ketika 19% wanitanya mengaku berpura-pura orgasme, hanya 16% dari pasangan laki-lakinya yang percaya kalau pasangannya melakukan itu. Memang reaksi seksual seseorang ketika orgasme sudah banyak diketahui misalnya detak jantung yang bertambah cepat, otot yang mengejang dan nafas yang menjadi berat. Tapi bagaimana semua reaksi itu tampak pada diri seseorang itu yang tidak bisa diprediksikan. Pada beberapa orang, ada yang tidak mengeluarkan suara dan ada juga yang sampai berteriak. Beberapa orang akan bergerak berlebihan namun ada juga yang hanya diam saja.
Memang ada peneliti yang menghubungkannya dengan hasil scan otak pada pasangan yang sedang melakukan hubungan seksual. Dari sini memang dapat diketahui kalau seorang wanita sedang berpura-pura orgasme berdasarkan pengamatan bagian mana dari otak sedang aktif. Tapi kebenaran dari hasil penelitian ini masih banyak yang meragukannya. Lagipula ada berapa banyak dari kita yang punya alat MRI di kamar kita?
Tidak ada cara lain yang lebih baik untuk mengetahuinya selain dengan menanyakannya secara langsung pada pasangan Anda. Anda memang tidak bisa yakin akan dijawab secara jujur, tapi jika Anda menanyakannya dengan pikiran terbuka dan menjelaskannya kalau Anda benar-benar tertarik, bukan hanya untuk mengungkap kebohongannya, maka ini akan menjadi momen yang tepat untuk mengetahui kenyataan yang terjadi.
Bagaimana cara mengatakannya pada pasangan, kalau Anda berpura-pura orgasme?
Dapat dipastikan, ini adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Bagaimanapun berpura-pura orgasme adalah suatu bentuk kebohongan. Jadi dengan menjelaskannya ke pasangan Anda berarti secara tidak langsung Anda mengakui kalau menipunya. Tapi di sisi lain ada tingkatan-tingkatan dalam kebohongan, dan berpura-pura orgasme bukanlah kebohongan yang menyangkut masalah hidup dan mati. Selain itu ada beberapa alasan kenapa lebih baik harus mengakuinya kalau berpura-pura orgasme:
- Anda tentu tahu bukan hanya Anda saja yang melakukan ini dan kejujuran Anda inilah yang membedakannya dengan lain dan ini mungkin akan lebih dihargai.
- Membicarakan secara jujur masalah seks memanglah sangat berat, tetapi begitu sudah dimulai dan diutarakan, ini dapat mengungkapkan masalah-masalah lainnya yang selama ini sudah sering diabaikan.
- Ketika Anda mengaku pada pasangan Anda kalau telah berpura-pura, Anda juga dapat memulai pembicaraan apa yang Anda ingin ubah sehingga Anda tidak perlu berpura-pura lagi.
- Mengambil resiko seperti ini dan membuka diri Anda sepenuhnya di dalam suatu kepercayaan dan hubungan cinta akan menumbuhkan kepercayaan yang lebih besar dan membuat menjadi lebih mudah bagi pasangan Anda untuk juga lebih terbuka.
Dengan semua ini tidak ada alasan lagi untuk tidak mengakuinya.
0 komentar:
Posting Komentar